Tembalang
yang dingin,malam yang sunyi.Ditemani sebuah berita dari Mesir,sahabat kami.
Hai
Mesir apa kau merasakan dinginnya Tembalang?sepertinya tidak.
Hanya
Tembalang yang dapat merasakannya dan mesir pun tetap pada dirinya.
Mesir,kau
tidak jauh dirinya yang sama sama tetap pada dirinya.
Tembalang
pasti mengenalmu Mesir,negeri besar yang mulai diperhitungkan oleh dunia,negeri Baladan Aminan
Tapi
apa kau mengenal Tembalang?aku rasa tidak.Daerah kecil dari negeri yang
pernah kamu bela saat kemerdekaan.
Hai
Mesir,ketangguhan atas dirimu membuat senjang diantara kamu dan Tembalang
makin tak berujung.
Tembalang
yang dingin lama lama pupus akan tangguhnya dirimu.
Dirimu
yang panas,akan selalu panas.
Aku
dingin dan kamu panas.Dua hal yang sangat berbeda.
Mesir
yang selalu disanjung dengan kabar yang dimana mana takkan berimbang dengan
Tembalang yang tak terlihat batang hidungnya.
Hai
Mesir,ajarkan aku si Tembalang untuk sepertimu sang Mesir.
Aku
yang selalu ingin menjadi dirimu,aku yang selalu ingin berdampingan
denganmu,aku yang selalu bahagia mendengar kabarmu,aku yang selalu mencari
jawab atas Tanya tentangmu.
Tapi
aku tau,kesenjangan ini takkan berujung,Mesir tetaplah Mesir.
Tembalang
takkan pernah pindah posisi di sampingmu Mesir.
Hanya
dinginnya diriku ini yang bisa menemani untuk tetap menikmati kesenjangan
denganmu sang idolaku.
Hanya
dengan doa yang bisa menuntunku tetap bertahan dengan tangguhnya dirimu.
Aku
percaya pada Tuhan,masa yang akan datang akan mempertemukan Tembalang dengan
idola baru meski bukan Mesir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar