Kamis, 11 Juli 2013

kutipan


Solaria malam ini dingin sekali, tapi tidak mengalahkan sikapmu padaku yang lebih dingin.
Aku ga tau apa yang sebenarnya terjadi, hingga matahari ternyata sudah lebih cepat tenggelam.
Ya terlalu cepat, yang karenanya lagi-lagi membuatku harus berteman dengan kepekatan.
Namun ternyata, pekatnya malam tak menghilangkan sinarnya, karena memang kamu terlalu bersinar untuk dihilangkan bahkan oleh sang pekat
Kemarin senja, sosok tegapmu berhasil merangkul keseluruhan imajinasiku, hingga buat senjaku seakan dipucuk fajar.
Namun bahkan, sang fajar pun belum cukup pantas menggambarkan atas rasa sukaku.
Mungkin karena rasa sukaku terlalu besar, tak berbatas.
Tapi sungguh, aku tak meminta balas atas rasa yang tak berbatas.
Maka, biarlah takdir yang kelak membalas rasaku.
Biarlah semesta yang turut campur tangan atas rasa ini.
Tapi izinkanlah, izinkanlah hati ini untuk tetap bertutur sapa, tanpa tanda tanya dan segores luka.
Ah, ya begitulah menjadi aku, selalu dihiasi dengan kata tanya yang tak berujung pada sebuah jawab.
Ya begitulah menjadi aku, selalu dipenuhi praduga tanpa kepastian.
Entah itu salahmu atau salahku yang terlalu banyak membiarkan prasangka penuh dengan tanda tanya yang akhirnya jawab pun tak kunjung tiba.
Namun pada akhirnya, aku yakin, Tuhan sangat pandai menuntun takdir.
Aku akan bertemu bahagiaku walau itu bukan kamu.
Dan pada akhirnya aku percaya, Tuhan telah menciptakan akhir yang baik untuk kita. 
Created by: Hana Wijaya Ningrum, Zainab Susan, Sarah Fauziaah Saadati, Ayu Fauziah, Zahra Maulida
saya ambil dari salah seorang blog,terimakasih ini adalah sajak yang indah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar